Murid Spesialku  

Posted by doedoedoe in ,

Tempat yang paling indah, hanya taman kami
Tempat bermain juga belajar
Tempat yang paling indah hanya taman kami

Lagu itu menjadi semacam soundtrack hidupku selama 3 tahun terakhir ini. Ya, aku adalah seorang guru di sebuah Taman Kanak-Kanak tidak jauh dari rumahku. Aku sangat cinta anak kecil -walaupun aku sampai sekarang belum memiliki anak kecilku sendiri di rumah-, maka tempat ini adalah surga bagiku.
Total murid yang kuajar dalam kelasku tahun ini adalah 17 orang. Mari aku perkenalkan dengan beberapa murid spesialku.

Maroon
Namanya Maroon, warna kesukaanku. Dia adalah tipe periang dan banci tampil di kelas. Gerak-geriknya mengundang tawa. Badut kelas dan disukai seluruh temannya. Tapi ada sesuatu yang berbeda pada dirinya. Ada sesuatu yang ditutupi olehnya. Kadang aku melihatnya duduk sendiri di pojok ruangan, menuliskan sesuatu pada buku kecil yang selalu dia bawa di saku celananya. Entah apa yang dia tulis.

Delima
Meet Delima, namanya seperti buah favoritku. Anak pintar dan kritis ini seperti orang dewasa yang terperangkap dalam tubuh anak kecil. Pernah suatu hari dia datang padaku membawa buku Agatha Christie berjudul Sepuluh Anak Negro. 
"Ibu harus baca buku ini, salah satu buku favoritku." katanya. Anak kecil berumur 5 tahun sudah membaca buku Agatha Christie? 
"Ini bukan buku yang cocok untuk dibaca anak seumurmu sayang. Isinya tentang pembunuhan kan?" Aku berkata padanya.
"Ah, Ibu. Jangan hanya melihat pada sisi pembunuhannya saja. Tapi coba lihat dari kepiawaian penulisnya membuat sebuah jalan cerita yang membuat pembacanya seperti ada dalam dunia teka-teki. Bikin kita penasaran. Dan Ibu tau kan kalau aku orang yang sangat penasaran." Dia menjawab. Aku tersenyum masam.
Dan kemarin dia membawakan aku buku Dunia Sophie -_-".

Panji
Yang terakhir dalam list spesialku adalah Panji. Anak pemurung dan kurang senang bergaul dengan teman-teman di sekitarnya. Dia selalu memisahkan diri dan duduk di pojok ruangan ketika yang lain sedang asyik bermain. Dia hanya mengamati, tanpa pernah ikut bergabung. Berkali-kali dia kuajak untuk bergabung, tapi sepertinya di selalu di kelilingi oleh tembok tak kasat mata dan tak menggubris sedikitpun ajakanku.
Beberapa kali aku melihat Panji seperti sedang berbicara sendiri di pojok ruangan kelas. Setiap aku tanya, dia selalu menjawab kalau dia sedang berbicara sendiri dan dia akan langsung pergi meninggalkanku. Eh, Panji ini adalah rival sejati Delima dalam hal pelajaran.

Siang ini terasa sangat melelahkan. Tadi Panji tiba-tiba berteriak ketika anak-anak lain sedang bermain di dalam kelas.
"Kamu jahat Andrew, jahat! Jangan pergi!" teriak Panji berulang-ulang.
Butuh waktu lama untuk bisa membuatnya tenang. Siapa pula Andrew? Tidak ada satupun muridku bernama Andrew. Saat dia sudah agak tenang, aku bertanya padanya siapa itu Andrew. Jawabannya membuatku terkejut.
"Dia temanku, aku tahu Ibu dan yang lain tidak bisa melihatnya. Tapi aku bisa, dia ada. Dan sekarang dia sudah pergi." jawab Panji sambil menangis memelukku.
................................

*cerita ini adalah sedikit penggalan dari cerita panjang yang sedang saya coba tulis, tunggu versi panjangnya ya :)*

This entry was posted on Wednesday, October 5, 2011 at 9:56 AM and is filed under , . You can follow any responses to this entry through the comments feed .

0 comments

Post a Comment