Pendidikan = Sangat Mahal  

Posted by doedoedoe

Beberapa waktu yang lalu saya sempat terkaget-kaget ketika sadar biaya perkulihan yang sangat mahal saat ini. Nominal uang yang harus dibayarkan oleh seorang mahasiswa baru cukup mem-blok aliran nafas saya. Apakah memang harus semahal itu? Itu baru uang pangkal atau kasarnya membeli bangku si sekolah-sekolah tersebut. Tapi kuliah bukan hanya uang pangkal, masih sangat banyak uang yang harus dikeluarkan nantinya pada saat kuliah sudah berlangsung.

Saya ingat masa dimana saya menjadi mahasiswa baru. Pada saat itu, 9 tahun yang lalu saya cukup membayar tidak sampai 6 juta rupiah untuk bisa masuk ke sebuah perguruan tinggi swasta di Bandung dan itupun sudah termasuk uang sumbangan sukarela. Sekarang bahkan perguruan tinggi negeri pun mengharuskan mahasiswa barunya untuk membayar jauh lebih tinggi dari nilai tersebut.

Hal ini semua berawal dari adanya otonomi daerah. Hal tersebut membuat subsidi pendidikan untuk perguruan tinggi negeri terhenti dari pusat. Kini semua harus diatur sendiri oleh pemerintah daerah bersangkutan. Hal ini menyebabkan perguruan tinggi negeri di seluruh Indonesia harus 'mencari uang sendiri'. Salah satu cara adalah dengan mematok biaya masuk yang cukup tinggi pula.

Dulu, saringan masuk perguruan tinggi negeri adalah melalui test yang diadakan langsung oleh negara yang pernah kita sebut dengan nama UMPTN atau SPMB, dan hanya itu saja hanya satu pintu. Kini pintunya bertambah, perguruan tinggi negeri menyelenggarakan Ujian Saringan Masuk (USM) sendiri selain menerima mahasiswa dari ujian saringan yang diselenggarakan oleh negara.

Ada kabar bahwa kini perguruan tinggi negeri hanya menerima maksimal 20% saja melalu ujian saringan negara dana 80% sisanya ya dari USM tersebut. Dan seperti yang kita semua tahu, USM ini lah yang menawarkan harga bangku 'gila-gilaan'.

Adik saya kebetulan tahun ini akan melepas masa sekolahnya dan akan beranjak menjadi seorang mahasiswa. Dan terus terang keinginan untuk masuk sekolah kedokteran salah satu perguruan tinggi negeri membuatnya sedikit shock saat melihat nominal sebesar Rp 175.000.000,- yang harus dibayarkan ketika lulus USM ke perguruan tinggi negeri tersebut. Yup, hamir 200 juta yang harus dibayarkan sekaligus tanpa ada fasilitas cicilan.

Apakah memang harus semahal itu? Apakah itu benar-benar menjamin bahwa mutu pendidikan yang akan diberikan nantinya sebanding dengan harga tersebut?

Lalu bagaimana dengan nasib para siswa pintar yang orang tuanya tidak mampu? Haruskan mereka menggantung tas mereka, menyimpan buku-buku mereka di bawah tempat tidur dan mulai mengubur cita-citanya?

Saya tidak tahu sampai kapan pendidikan di negara kita ini harus dibayar sangat mahal. Kadang saya takut sendiri kalau harus membayangkan biaya perkuliahan pada saat nanti giliran anak saya lah yang harus berkuliah. Saya hanya berharap pada saat itu datang negara kita sudah menggratiskan biaya pendidikan sehingga siapa pun bisa mengenyam pendidikan yang layak dan bisa melanjutkan cita-cita mereka.

This entry was posted on Wednesday, March 3, 2010 at 2:27 PM . You can follow any responses to this entry through the comments feed .

0 comments

Post a Comment