La Vie En Rose  

Posted by doedoedoe

Salah satu jenis film yang paling saya sukai adalah film yang menceritakan tentang kehidupan tokoh-tokoh yang ada di kehidupan nyata, atau yang lebih kita kenal dengan sebutan biopic. Film-film berjenis ini antara lain Ali, Ray, Raging Bull, A Beautifull Mind, The Aviator, dan masih banyak lagi.


Seperti tadi malam, saya baru menonton salah satu film biopic yang menurut saya sangat bagus, La Vie En Rose. Ini adalah film yang menceritakan kehidupan seorang penyanyi legendaris Perancis, Edith Piaf. Mungkin banyak yang tidak tahu tentang sosok Edith Piaf, karena terus terang saya juga baru tahu kalau ada penyanyi perancis yang bernama Edith Piaf.

The real Edith Piaf

Edith Piaf lahir dengan nama Édith Giovanna Gassion di sebuah kota imigran, Belleville, Paris pada tahun 1915. Ibunya rela meninggalkan Edith kecil demi mengejar cita-cita sebagai seorang penyanyi. Ayahnya pun melakukan hal sama, dengan menitipkan Edith kecil di sang nenek yang adalah seorang pengelola tempat prostitusi. Setelah tinggal beberapa waktu di tempat prostitusi tersebut, sang ayah kembali membawanya untuk ikut bekerja di sebuah sirkus (ayah Edith adalah seorang sircuss performer -ahli keseimbangan dan melenturkan tubuh-).


Suatu saat, ayahnya yang pemabuk memutuskan untuk meninggalkan sirkus dan memulai perjalannya sendiri bersama Edith sebagai seorang street performer. Tapi justru disinilah bakat Edith dalam bernyanyi muncul, justru penampilan Edith bernyanyi di jalan lah yang menarik perhatian orang banyak.

Dikarenakan kehidupan keras yang dilaluinya semasa kecil, Edith berkembang menjadi remaja yang kasar dan brutal yang sangat dekat dengan kehidupan malam dan alkohol. Hidupnya mulai berubah sejak dia bertemu dengan Louis Leplée saat Edith sedang bernyanyi di jalanan. Leplee mengenalkan Edith pada stage performance pertamanya, bahkan suara Edith yang serak-serak khas memberikan ide bagi Leplee untuk memberikan julukan Edith sebagai La Môme Piaf , Si Gagak Kecil (piaf dalam bahasa Prancis slang berarti gagak).

Karir Edith sebagai penyanyi terus menanjak, tapi masalah yang datang pun kian bertubi-tubi. Salah satunya adalah terbunuhnya Leplee yang justru menyeret Edith sebagai salah satu tersangka utama, sehingga menghancurkan karirnya.

Beruntung Edith bertemu dengan Raymond Asso, yang pada akhirnya membawa Edith ke level yang lebih tinggi. Dari yang asalnya hanya seorang penyanyi di cafe, kini Edith bertransformasi menjadi penyanyi profesional. Namanya pun berubah menjadi Edith Piaf seorang penyanyi wanita mungil yang mampu menaklukan Prancis dengan suaranya.

Sikap aroganisme Edith ikut meningkat seiring dengan meningkatnya ketenaran Edith, membuatnya semakin menjadi true diva. Karir Edith mulai merambah Amerika, dia pun bertemu pria yang akhirnya menjadi kekasihnya Marcell, seorang petinju berkebangsaan Prancis. Sayang kisah mereka sangat singkat, Marcell meninggal akibat kecelakaan pesawat saat akan menemui Edith.

Kepergian Marcell, membuat hidup Edith hancur seketika. Hal ini membawanya ke kecanduan morfin. Karirnya semakin merosot hingga akhirnya Edith didiagnosa mengidap kanker sampai ke akhir hayatnya.

Yang membuat film ini menarik adalah akting gemilang dari Marion Cotillard yang seperti benar-benar bertransformasi menjadi seorang Edith Piaf. Dia dengan suksesnya berhasil menghidupkan kembali karakter Edith. Tidak sia-sia, sebab dia digancar dengan 3 Award sekaligus, Golden Globe, BAFTA, dan Academy Awards.

Marion Cotillar as Edith Piaf

Saya jadi berfikir, kapan ya Indonesia akan mengangkat kembali film biopic. Memang untuk membuat satu film biopic dibutuhkan riset yang tidak sebentar. Selain itu aktor ataupun aktris yang memerankannya pun harus benar-benar all out. Sedangkan di Indonesia untuk mendapatkan aktris atau aktor yang memang all out sampai rela untuk dirombak total misalnya (secara fisik) untuk mendekati tampilan fisik sang tokoh yang difilmkan saya rasa masih sangat susah.


But we'll see mungkin nanti akan ada pengikut film Tjoet Nyak Dien yang merupakan film biopic Indonesia yang juga sukses di dunia internasional.

This entry was posted on Thursday, April 3, 2008 at 2:05 PM . You can follow any responses to this entry through the comments feed .

4 comments

referensi yg bagus, doe..
pingin nonton jadinya, mudah2an ada di Jogja ya...

btw, banyak kok film biopic Indonesia..biopic suster ngesot, pocong, hantu casablanca, dst...hehe! peace..

April 6, 2008 at 7:47:00 AM GMT+7

@astrid : iya mba, harus ntn tuh..cari aja DVD nya uda byk bredar ko mba..sunge?pocong?hantu casablanca?indo emang kren klo bkin biopic..wakakkakkka..

April 7, 2008 at 12:11:00 AM GMT+7

Good review and surely good movie.
What i love the most is, the scene when Edith was informed that Marcel's plane were exploded...
*breaks my heart:(

April 11, 2008 at 8:01:00 AM GMT+7

@tash : yup..i do agree with u bout that scene..
amazing job from miss cotillard..

April 14, 2008 at 2:13:00 PM GMT+7

Post a Comment