Akhirnya saya dapat menyelesaikan PR membaca seri Harry Potter penutup, Harry Potter and The Deathly Hallows atau Harry Potter dan Relikui Kematian dalam versi bahasa Indonesia. Pertama kali yang saya pikirkan saat melihat judulnya, saya langsung berfikir 'relikui itu apa?'. Asli, selama lebih dari 24 tahun saya tinggal di Indonesia, baru kali ini lah saya mendengar kata 'relikui'.
Saya tidak akan membahas soal arti baku dari relikui di sini, karena saya pun sampe sekarang ngga tau apa arti baku dari kata aneh ini. Hehehe. Tapi aya ingin berbagi pendapat tentang seri ke-7 dari novel anak-anak terbesar ini, bahasa kerennya sih me-review. Hohoho.
Walaupun mungkin aga terlambat saya me-review buku ini dikarenakan memang versi Bahasa Indonesianya baru saja terbit tanggal 13 Januari 2008 kemarin. Saya nyerah membaca versi Bahasa Inggrisnya karena makin kesini, seri HP makin sulit bahasanya. Jadi mending saya bersabar sampai versi Bahasa Indonesianya terbit.
Seri terakhir epik HP ini menceritakan soal petualangan Harry Potter, Ron Weasley, dan Hermione Granger dalam pencarian 6 buah Horcrux yang merupakan wadah bagi jiwa Voldemort. Tugas ini diberikan oleh Albus Dumbledore pada Harry ssebelum dibunuh oleh Snape. Menghancurkan Horcrux adalah satu-satunya cara untuk dapat membinasakan Voldemort.
Pada seri ke-7 ini pula diceritakan bahwa dunia sihir sudah mulai dikuasai oleh Voldemort dan para Death Eaters (Pelahap Maut). Ketiga sahabat yang menjadi tokoh utama dalam buku ini juga diceritakan keluar dari Hogwarts untuk mencari 6 buah benda yang menjadi Horcrux. Dua buah Horcrux sudah berhasil dihancurkan di seri sebelum-sebelumnya. Antara lain buku harian Voldemort muda yang sudah dhancurkan di buku ke-2 dan sebuah cincin yang berhasil dihancurkan di buku ke-6.
Saat membaca seri ke-7 HP ini, saya merasakan aura yang lebih gelap daripada buku-buku sebelumnya. Lebih banyak kematian yang mewarnai jalan cerita buku ini. Lebih banyak kesedihan yang diceritakan dan tentu saja lebih banyak ketegangan. Twist-twist khas J. K. Rowling pun kembali mewarnai buku penutup ini. Tapi pasti teka-teki yang diramu Rowling lah yang membuat saya penasaran untuk membaca buku ini sampai habis.
lingkaran yang menggambarkan batu kebangkitan, dan
segitiga yang menggambarkan jubah gaib
Kisah kehidupan masa lalu Dummbledore yang tidak pernah diceritakan di ke-6 buku sebelumnya, akhirnya diceritakan di seri terakhir ini. Tapi plot yang mengalir membuat buku ini mudah dicerna tapi tetap buku-buku sebelumnya jauh lebih mudah dicerna. Hehehehhe. O, ya di seri HP ini banyak diceritakan tentang hubungan Ron dan Hermione, hal ini memberikan sedikit bumbu yang berbeda pada buku yang 'gelap' ini.
Secara keseluruhan buku ini sangat menghibur bagi saya, apalagi karena saya sejak dulu memang menggemari novel Rowling ini. Sampai sekarang, seri HP selalu membuat saya berfikir tentang apakah dunia sihir itu memang ada. Apakah dunia sihir itu sebenarnya ada, bahkan berdampingan dengan dunia kita hanya saja kita tidak menyadarinya. Kalau memang benar ada, berarti kita ini adalah para muggle. Well magic is always be a mistery for us.