Global Warming Effect : Depresive and Agresive  

Posted by doedoedoe

Pernahkah anda merasa berubah menjadi orang lain saat udara di sekitar anda sangat panas? Saat udara di sekitar kita sedang sangat panas, kadang kita merasa darah dalam tubuh kita ikut terbakar oleh panasnya.

Banyak penelitian mengatakan kalau agresifitas meningkat berbanding lurus dengan meningkatnya suhu udara di sekitar kita. Dan yang paling merasakan dampak ini tentu saja para darah muda. Yup, orang-orang muda dengan tingkat emosional yang masih sangat tinggi tidak jarang melakukan tindakan anarkis saat udara di ekitarnya sedang sangat panas.

Peningkatan suhu udara secara dramatis dan sangat tiba-tiba jauh membawa dampak yang lebih buruk. Banyak orang yang tidak siap menghadapi perubahan suhu yang terlalu tiba-tiba, physically and mentally as well.

Agresifitas kaum muda yang disebabkan oleh udara panas sekarang ini mulai sampai di taraf yang mengkhawatirkan seiring dengan udara yang jauh semakin panas. Jangan lupa dengan masalah kemiskinan. Karena kemiskinan juga menjadi salah satu penyebab meningkatnya agresifitas manusia. So, global warming and poverty is a great combo to build a chaos.

Agresifitas kaum muda akibat pemanasan global ini timbul dengan wajah yang berbeda-beda, tergantung pada setiap individunya. Ada yang menyalurkannya secara ekspresif dengan menimbulkan kekacauan di sekitarnya. Dan ada pula yang menyalurkannya secara sangat tertutup sehingga tidak jarang menyebabkan depresi.

Saya sangat ingin menyoroti masalah agresifitas yang mengambil wajah depresi terlebih dahulu. Dimana menurut hasil sebuah penelitian yang pernah saya baca, bahwa tingkat bunuh diri di kalangan remaja jauh bertambah saat cuaca sedang panas. Apakah itu tidak sangat mengkhawatirkan? Kaum muda adalah aset yang sangat berharga bagi masa depan nanti. Sangat disayangkan apabila pemanasan global ini justru menghancurkan asset besar yang kita miliki.

Panas memang kadang sering mengacaukan jalur logika pemikiran kita. Saya sebagai salah satu contoh nyatanya. Sering rasanya saya mengalamai kesulitan dalam menahan emosi saat sedang diserang oleh udara panas. Rasanya ingin segera melampiaskan emosi itu pada suatu hal atau mungkin pada seseorang. Tapi kadang saya justru melampiaskannya pada hal lain. Mungkin saya akan bersenang-senang sampai lupa pada emosi yang ada pada saya sebelumnya. Tapi itu saya, dan tidak semua orang seperti saya. Banyak yang justru tidak dapat melampiaskannya sama sekali sehingga menggiring mereka ke tingkat depresi. Dan inilah yang menggiring mereka menuju keputusan untuk mengakhiri hidup secara mudah.

Memang pemanasan global bukanlah penyebab utama bertambahnya tindak bunuh diri di kalangan remaja. Remaja zaman sekarang kalau boleh dikatakan adalah orang muda dengan tingkat kompleksitas yang sangat tinggi. Mereka cenderung lebih rentan terhadap masalah di sekelilingnya. Masalah dalam lingkup keluarga atau social yang semakin kompleks dan menyerang sosok yang memang secara kompleksitas juga tinggi. Itulah sebenarnya yang menjadi penyebab utama tindakan bunuh diri di kalangan remaja. Tapi, pemanasan global ikut mendorong sisi ‘kenekatan’ dari orang tersebut untuk bertindak lebih jauh.

Lalu bagaimana dengan tipe pemuda yang justru lebih ekspresif untuk menyalurkan apa yang mereka rasakan? Tipe seperti ini akan nekat untuk memperlihatkan emosi mereka dengan cara yang sangat anarkis. Ada yang dengan menghancurkan diri sendiri, misalnya dengan drugs dan sebagainya. Ataupun ada yang melampiaskannya ke orang lain. Sehingga sering kita liat anak-anak di bawah umur yang sudah terlibat dengan tindak kriminal. Sekali lagi, pemanasan global ikut mendorong sisi ‘kenekatan’ mereka sehingga mereka pun gelap mata pada akhirnya.

Untuk menghadapi hal ini berarti kita harus bisa memperbaiki atau menghilangkan segala aspek yang dapat menyebabakan hal terebut terjadi. Mungkin kita tidak dapat langung membantu menyelesaikan masalah intern atau pribadi yang mereka hadapi. Tapi setidaknya kita bisa ikut untuk mencegah apa yang menjadi factor-faktor pemicu yang lainnya.

It’s better late than never. Kita mulai dari sekarang untuk membantu apa yang kita bisa. Tidak usah menggembar-gemborkan dulu pada yang lain. But let’s start from us, ourself first. Let’s start to maintain our world, our place of living to be a better place, a better world for everyone who lives in it.


Say it out loud ‘No’ for Global Warming…

This entry was posted on Saturday, November 24, 2007 at 1:07 PM . You can follow any responses to this entry through the comments feed .

0 comments

Post a Comment